[Lets come to Pharmacology! kekeekeke~~]
Kemarin Kamis 6 oktober 2011, masuk materi Interaksi Obat sama pak Syaiful ^^
[Thursday, 6th Oct 2011, Drugs Interaction with Mr. Syaiful ^^]
So lets check it out~~~
(NB : Ini hasil catatan saya selama perkuliahan, jadi kemungkinan adanya kesalahan besar)
[Anyway, it's my note during class, maybe there are some mistakes, lets fix it together if get any]
_______________________________________________________________________
INTERAKSI OBAT
Definisi
Interaksi obat adalah modifikasi dari obat yang diberikan secara bersamaan dengan obat lain.
Akibat/Hasil dari Interaksi Obat
- Hilangnya efek terapi (pengobatan menjadi sia-sia). Contohnya efek kontrasepsi oral hilang oleh Rifampisin. Karena Rifampisin memacu metabolisme dari kontrasepsi oral. Sehingga untuk pengguna kontarsepsi oral diharapkan lebih berhati-hati jika mengkonsumsi Rifampisin, karena kontrasepsinya bisa terancam gagal.
- Peningkatan toksisitas
- Aktifitas farmakologi yang diinginkan meningkat, peningkatan kerja, potensiasi, atau bahkan antagonisme.
- Terjadi interaksi kimia/ fisika. Misalnya terjadi inkompabilitas.
Mekanisme Terjadinya Interaksi Obat
Mekanisme Interaksi obat |
Interaksi Obat Farmakokinetika
Absorbsi Gastrointastinal
·
Dipengaruhi oleh perubahan pH
Contoh
:
Ketokonazol merupakan obat yang memiliki daya disolusi obat
yang baik pada pH asam. Penggunaan antasida dan antagonis H2 yang bersifat basa
dapat menaikkan pH di tempat disolusi hingga bersifat basa, sehingga disolusi
ketokonazol tidak maksimal, otomatis efek yang dicapai pun bisa tidak sempurna.
Dengan demikian, pengobatan dapat terancam gagal.
Untuk mengatasinya, konsumsi antacid dan ketokonazol harus
dipisahkan minimal 2 jam.
·
Berubahnya Flora Bakteri di Intestinal
Contohnya adalah obat jantung Digoksin.
Digoksin seperti yang kita tahu bahwa obat ini memiliki indeks terapi
yang sempit, dimana rentang dosis minimal menghasilkan efek dan dosis minimal menyebabkan
toksik sangat kecil. Sehingga untuk dosis penggunaan obat ini sangat
diperhatikan.
Digoksin merupakan obat yang metabolismenya dilakukan oleh bakteri flora
normal di intestine. Masalah datang ketika Digoksin dikonsumi bersama dengan antibiotic
spectrum luas, dimana antibiotic ini dapat membunuh berbagai macam bakteri termasuk
bakteri flora yang ada di intestine.
Jika bakteri flora intestine banyak yang mati karena antibiotic yang tadi
dikonsumsi, maka metabolism digoksin terancam terganggun. Digoksin banyak yang
tidak dimetabolisme (karena BFI banyak yang mati), menyebabkan kadar digoksin
dalam darah meningkat. Dengan meningkatnya kadar digoksin dalam darah,
toksisitasnya pun bertambah. Dengan indeks terapi yang sempit, tentu hal ini
menjadi sangat berbahaya karena peluang untuk terjadi toksisitas sangat besar.
·
Pembentukan Senyawa Kompleks
Contoh :
-
Tetrasiklin jika dikonsumsi dengan preparat besi
dapat membentuk senyawa kompleks yang tidak terserap/terabsorbsi dalam tubuh. Jika
banyak obat yang tidak terabsorbsi, maka efek obat menurun dan terapi pun
menjadi tidak maksimal.
-
Tetrasiklin juga sebaiknya dihindari diminum
dengan susu karena juga membentuk senyawa kompleks yang sulit diabsorbsi tubuh.
-
Siprofloksasin (untuk infeksi tenggorokan,
gonorrhea) juga dapat membentuk senyawa kompleks dengan antasida sehingga absorbsinya
menurun. Sebaiknya penggunaan obat ini secara bersamaan juga dihindari.
-
Fluoroquinolon dan metalion divalent (Ca, dan
Fe) juga dapat membentuk kompleks sehingga dapat menurunkan absorbs dari antibiotic
dan metalion itu sendiri.
·
Perubahan Motilitas
Contohnya misalnya Metoklopramid dan Siklosporin. Siklosporin biasanya
diabsorbsi cepat saat lambung kosong, sedangkan metoklopramid itu meningkatkan
waktu pengosongan lambung. Akibat dari waktu pengosongan lambung yang lebih
lama, absorbsi siklosporin meningkat yang juga dapat menyebabkan kadar dan
toksisitasnya meningkat.
·
Perpindahan Ikatan Protein karena Kekuatan
Ikatan Protein
Maksudnya di sini adalah terjadinya kompetisi ikatan protein plasma
antara satu obat dengan obat yang lain. Padahal untuk dapat menghasilkan efek,
suatu molekul obat perlu berikatan dengan protein plasma.
Contohnya :
Fenitoin (untuk epilepsi) memiliki ikatan protein plasma yang tinggi,
dapat memindah ikatan protein aspirin, sulfonamide, dan fenilbutazone.
Jika pun harus dikonsumsi secara bersamaan, maka konsumsinya harus
dipisahkan untuk memberikan kesempatan kepada masing-masing obat untuk
berikatan dengan protein plasma.
·
Berubahnya Metabolisme
Metabolism utamanya terjadi di hati. Namun juga terjadi di tempat lain
seperti gastrointestinal, kulit, dan ginjal.
Contoh interaksi obat :
Fenitoin meningkatkan metabolism teofilin di hati sehingga teofilin
banyak dimetabolisme dan efeknya menjadi turun. Terapi tidak berjalan maksimal.
·
Inhibisi Enzim
Menurunkan metabolism obat sehingga kadar obat dalam tubuh meningkat yang
juga dapat meningkatkan toksisitas. Berkaitan dengan kompetisi obat dengan
tempat aksinya sehingga aksinya menjadi lebih singkat.
Contoh :
Omeprazole menghambat metabolism oksidatif dari diazepam, sehingga efek
yang diberikan diazepam menjadi lebih panjang.
·
Renal Ekskresi
Contohnya sodium bicarbonate meningkatkan lithium clearance, sehingga
menurunkan aksinya.
Interaksi Obat Farmakodinamik-nya menyusul ya~~ [Drugs Interaction in Pharmacodinamic`s on the way being posting]
See you ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar