[Hi! welcome in Indonesian language and Principle Communication II in Pharmacy department.]
Jangan berharap akan belajar tentang EYD dan yang lalala~~ lainnya itu, sekarang kita akan membahas tentang public speaking, berhubung Pharmacist harus menguasai ini untuk melaksanakan pharmaceutical care.
[Don`t ever hope EYD class! Because now we will learn about public speaking, since it`s very important in pharmaceutical care.]
Lalala~ tanpa basa-basi mari kita menikmati hasil kuliah tadi sore =,=
[Lalala~ no more talk, lets enjoy the result in our class this evening =,= ^^]
Lets check!
___________________________________________________________________________________
KONSEP PROMOSI KESEHATAN
[PROMKES]
ALASAN
Mengapa dalam
rangka promosi kesehatan diperlukan sebuah konsep?
Ada
beberapa alasan, di antaranya adalah untuk mempermudah menetapkan strategi dan
cara promosi, agar promosi kesehatan yang dilakukan tepat sasaran dengan tujuan
akhir promosi kesehatan yang dilakukan berhasil. Dengan adanya konsep,
diharapkan promosi kesehatan yang dilakukan memiliki rencana dan strategi yang
matang, agar pada saat pelaksaannya dapat terlaksana dengan lancar dan
berhasil.
Mengapa
dilakukan promosi kesehatan?
Faktor
perilaku atau bisa diasumsikan sebagai pola hidup, merupakan faktor kedua yang
menentukan keberhasilan pengobatan setelah kepatuhan pasien minum obat. Sehingga
pola hidup sangat perlu untuk diberikan arahan untuk menjadi pola hidup yang
lebih baik untuk mendukung keberhasilan pengobatan dan dicapainya derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. Salah satu bentuk pengarahannya adalah
dengan promosi kesehatan, yaitu mempromosikan dalam rangka memberi informasi
dan edukasi kepada masyarakat tentang kesehatan, di segala aspek yang mendukung
perbaikan derajat kesehatan.
UPAYA INTERVENSI PERILAKU
Upaya ini
dilakukan dalam rangka untuk menyisipkan bekal kepada masyarakat tentang
perubahan perilaku ke arah yang lebih baik, dalam hal ini bekal tentang perilaku
yang baik bagi kesehatan.
Upaya yang
dilakukan dapat dengan dua cara :
·
Tekanan
: dapat berupa peraturan, tekanan, dan sangsi. Intervensi dengan cara ini
biasanya relative cepat karena sifatnya yang bersifat memaksa.
·
Edukasi
: dapat berupa pemberian informasi dengan cara himbauan. Intervensi dengan cara
ini relative lambat memberikan respon karena sangat tergantung dari kesadaran
tiap individu yang diberi intervensi.
DIMENSI INTERVENSI PERILAKU
1) Perubahan Perilaku
Perubahan yang diharapkan adalah perubahan perilaku dari yang
tidak kondusif menjadi kondusif. Misalnya mengajak anak-anak untuk cuci tangan
sebelum makan. Jika sebelumnya anak-anak banyak yang tidak mencuci tangan
sebelum makan (tidak kondusif), setelah diajak lalu mereka mencuci tangan
(kondusif), maka hal tersebut sudah merupakan perubahan perilaku yang baik.
2) Pembinaan Perilaku
Pembinaan ini penting untuk mempertahankan perilaku sehat
yang sebelumnya sudah dilakukan. Misalnya seperti contoh di atas, jika
anak-anak sudah menunjukkan perilaku sehat dengan cara mencuci tangan sebelum
makan, maka sekarang yang dilakukan adalah melakukan pembinaan tentang cara
mencuci tangan yang baik dan benar (tidak hanya sekedar cuci tangan) agar
perilaku sehat yang sebelumnya sudah dilakukan menjadi maksimal.
3) Pengembangan Perilaku
Pengembangan ini dilakukan dalam rangka untuk membiasakan
perilaku sehat pada masyarakat yang sebelumnya sudah mendapatkan pembinaan
perilaku sehat yang baik. Agar perilaku sehat dapat dilaksanakan secara
kontinyu, sehingga derajat sehat dapat dipertahankan dalam waktu lama. Dalam
pelaksanaan perilaku sehat juga dilakukan pengembangan lain untuk mendukung dan
meningkatkan usaha yang sudah dilakukan sebelumnya. Contohnya, setelah
anak-anak telah terbiasa untuk mencuci tangan yang baik dan benar sebelum
makan, maka dipromosikan tentang merawat kesehatan tangan, antara lain ajakan
untuk memotong kuku secara teratur agar kuku tidak panjang yang dapat menjadi
sarang kuman.
TUJUAN
Ada 4 tujuan
dari promosi kesehatan, yaitu :
1.
Mengurangi perilaku negative
2.
Mencegah meningkatnya perilaku negative
3.
Meningkatkan perilaku positif
4.
Mencegah menurunnya perilaku positif
Contohnya adalah promosi berhenti merokok dalam rangka
mengurangi perilaku negative, juga menghindari rokok dalam rangka mencegah meningkatnya
perilaku negative. Untuk meningkatkan perilaku positif dapat dengan cara
berolahraga dan membiasakan diri olahraga teratur untuk mencegah menurunnya
perilaku positif.
KONSEP PROMOSI KESEHATAN
Promosi kesehatan merupakan program yang dirancang untuk
menciptakan perubahan perilaku seseorang terhadap diri sendiri, organisasi, dan
lingkungan.
Konsepnya terdiri dari misi, strategi promosi, dan sasaran.
1. Misi
Merupakan
langkah/cara kerja untuk mewujudkan visi/tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Adapun misi dapat dilakukan dengan 3 cara :
·
Advokad
Promosi kesehatan ditujukan untuk
para pembuat keputusan dalam suatu lingkungan masyarakat dengan harapan para
pembuat keputusan dapat mengeluarkan peraturan yang baik terkait dengan
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang bersangkutan.
·
Menjembatani kemitraan dengan berbagai program
dan sector yang sudah ada sebelumnya di lingkungan masyarakat yang menjadi
target promosi.
Hal ini dalam rangka mencoba untuk
menjalin kerjasama dan kolaborasi untuk melakukan promosi kesehatan yang lebih
baik.
·
Memampukan masyarakat
Maksudnya adalah melakukan edukasi
masyarakat agar mampu mengatur dan mengontrol diri sendiri dalam pengobatan.
2. Strategi Promosi Kesehatan
·
Advokasi
Promosi kesehatan dilakukan pada para
pembuat keputusan di suatu lingkungan sasaran. Misalnya promosi kesehatan pada
ketua RT di sebuah desa, agar ketua RT dapat membuat peraturan terkait dengan
kesehatan yang dapat dipatuhi warganya untuk derajat hidup yang lebih baik.
·
Dukungan sosial
Promosi dilakukan pada tokoh masyarakat yang
berpengaruh di lingkungan sasaran, dengan harapan masyarakat akan mengikuti tokoh
tersebut dalam peningkatan derajat kesehatan.
·
Pemberdayaan Masyarakatnya
Promosi langsung dilakukan pada
masyarakat yang menjadi sasaran.
3. Sasaran
Dilihat
dari cara-cara melakukan promosi, maka sasaran dibagi menjadi 3, yaitu :
·
Primer
Yaitu sasaran sesuai misi
pemberdayaan, dalam hal ini yang dimaksud adalah masyarakat itu sendiri.
·
Sekunder
Yaitu sasaran yang dapat menjadi
reorientasi pelayanan kesehatan. Misalnya seperti contoh di atas, yaitu tokoh
masyarakat. Promosi dilakukan pada sasaran sekunder dengan harapan masyarakat
(sasaran utama) dapat mengikuti sasaran sekunder dalam upaya peningkatan
kesehatan.
·
Tersier
Merupakan sasaran di jalur advokasi,
yaitu pengelola kebijakan.
Ngomong-ngomong, itu sebagian kata-katanya saya susun sendiri, jadi mungkin agak membingungkan, ><
tapi semoga tetap membantu. Good luck! ^0^)9
[By the way, some of those explanation words I made by myself, so maybe being a little bit confusing, sorry >< but I hope it`s still help. Good luck! ^0^)9]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar