Selasa, 18 Oktober 2011

Interaksi Obat

Mari kta melangkah lebih lanjut (?) ke Farmakologi, kekekek~~
[Lets come to Pharmacology! kekeekeke~~]
Kemarin Kamis 6 oktober 2011, masuk materi Interaksi Obat sama pak Syaiful ^^
[Thursday, 6th Oct 2011, Drugs Interaction with Mr. Syaiful ^^]
So lets check it out~~~
(NB : Ini hasil catatan saya selama perkuliahan, jadi kemungkinan adanya kesalahan besar)
[Anyway, it's my note during class, maybe there are some mistakes, lets fix it together if get any]
_______________________________________________________________________



INTERAKSI OBAT

Definisi
Interaksi obat adalah modifikasi dari obat yang diberikan secara bersamaan dengan obat lain.

Akibat/Hasil dari Interaksi Obat

  • Hilangnya efek terapi (pengobatan menjadi sia-sia). Contohnya efek kontrasepsi oral hilang oleh Rifampisin. Karena Rifampisin memacu metabolisme dari kontrasepsi oral. Sehingga untuk pengguna kontarsepsi oral diharapkan lebih berhati-hati jika mengkonsumsi Rifampisin, karena kontrasepsinya bisa terancam gagal.
  • Peningkatan toksisitas
  • Aktifitas farmakologi yang diinginkan meningkat, peningkatan kerja, potensiasi, atau bahkan antagonisme.
  • Terjadi interaksi kimia/ fisika. Misalnya terjadi inkompabilitas.

Mekanisme Terjadinya Interaksi Obat
Mekanisme Interaksi obat

Interaksi Obat Farmakokinetika
Absorbsi Gastrointastinal
·         Dipengaruhi oleh perubahan pH
Contoh :
 
Ketokonazol merupakan obat yang memiliki daya disolusi obat yang baik pada pH asam. Penggunaan antasida dan antagonis H2 yang bersifat basa dapat menaikkan pH di tempat disolusi hingga bersifat basa, sehingga disolusi ketokonazol tidak maksimal, otomatis efek yang dicapai pun bisa tidak sempurna. Dengan demikian, pengobatan dapat terancam gagal.
Untuk mengatasinya, konsumsi antacid dan ketokonazol harus dipisahkan minimal 2 jam.
·         Berubahnya Flora Bakteri di Intestinal
Contohnya adalah obat jantung Digoksin.
Digoksin seperti yang kita tahu bahwa obat ini memiliki indeks terapi yang sempit, dimana rentang dosis minimal menghasilkan efek dan dosis minimal menyebabkan toksik sangat kecil. Sehingga untuk dosis penggunaan obat ini sangat diperhatikan.
Digoksin merupakan obat yang metabolismenya dilakukan oleh bakteri flora normal di intestine. Masalah datang ketika Digoksin dikonsumi bersama dengan antibiotic spectrum luas, dimana antibiotic ini dapat membunuh berbagai macam bakteri termasuk bakteri flora yang ada di intestine.
Jika bakteri flora intestine banyak yang mati karena antibiotic yang tadi dikonsumsi, maka metabolism digoksin terancam terganggun. Digoksin banyak yang tidak dimetabolisme (karena BFI banyak yang mati), menyebabkan kadar digoksin dalam darah meningkat. Dengan meningkatnya kadar digoksin dalam darah, toksisitasnya pun bertambah. Dengan indeks terapi yang sempit, tentu hal ini menjadi sangat berbahaya karena peluang untuk terjadi toksisitas sangat besar.


·         Pembentukan Senyawa Kompleks
Contoh :
-          Tetrasiklin jika dikonsumsi dengan preparat besi dapat membentuk senyawa kompleks yang tidak terserap/terabsorbsi dalam tubuh. Jika banyak obat yang tidak terabsorbsi, maka efek obat menurun dan terapi pun menjadi tidak maksimal.
-          Tetrasiklin juga sebaiknya dihindari diminum dengan susu karena juga membentuk senyawa kompleks yang sulit diabsorbsi tubuh.
-          Siprofloksasin (untuk infeksi tenggorokan, gonorrhea) juga dapat membentuk senyawa kompleks dengan antasida sehingga absorbsinya menurun. Sebaiknya penggunaan obat ini secara bersamaan juga dihindari.
-          Fluoroquinolon dan metalion divalent (Ca, dan Fe) juga dapat membentuk kompleks sehingga dapat menurunkan absorbs dari antibiotic dan metalion itu sendiri.

·         Perubahan Motilitas
Contohnya misalnya Metoklopramid dan Siklosporin. Siklosporin biasanya diabsorbsi cepat saat lambung kosong, sedangkan metoklopramid itu meningkatkan waktu pengosongan lambung. Akibat dari waktu pengosongan lambung yang lebih lama, absorbsi siklosporin meningkat yang juga dapat menyebabkan kadar dan toksisitasnya meningkat.

·         Perpindahan Ikatan Protein karena Kekuatan Ikatan Protein
Maksudnya di sini adalah terjadinya kompetisi ikatan protein plasma antara satu obat dengan obat yang lain. Padahal untuk dapat menghasilkan efek, suatu molekul obat perlu berikatan dengan protein plasma.
Contohnya :
Fenitoin (untuk epilepsi) memiliki ikatan protein plasma yang tinggi, dapat memindah ikatan protein aspirin, sulfonamide, dan fenilbutazone.
Jika pun harus dikonsumsi secara bersamaan, maka konsumsinya harus dipisahkan untuk memberikan kesempatan kepada masing-masing obat untuk berikatan dengan protein plasma.

·         Berubahnya Metabolisme
Metabolism utamanya terjadi di hati. Namun juga terjadi di tempat lain seperti gastrointestinal, kulit, dan ginjal.
Contoh interaksi obat :
Fenitoin meningkatkan metabolism teofilin di hati sehingga teofilin banyak dimetabolisme dan efeknya menjadi turun. Terapi tidak berjalan maksimal.

·         Inhibisi Enzim
Menurunkan metabolism obat sehingga kadar obat dalam tubuh meningkat yang juga dapat meningkatkan toksisitas. Berkaitan dengan kompetisi obat dengan tempat aksinya sehingga aksinya menjadi lebih singkat.
Contoh :
Omeprazole menghambat metabolism oksidatif dari diazepam, sehingga efek yang diberikan diazepam menjadi lebih panjang.

·         Renal Ekskresi
Contohnya sodium bicarbonate meningkatkan lithium clearance, sehingga menurunkan aksinya.



 Interaksi Obat Farmakodinamik-nya menyusul ya~~ [Drugs Interaction in Pharmacodinamic`s on the way being posting]
See you ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar